Sabtu, 14 Mei 2016

Rindu


Rindu… Rasa nikmat yang membunuh..
mengirisnya dengan candu fatamorgana
hingga ia tetap tersenyum dengan luka yang menganga
memompa motivasi meskipun ia mengerti daya-nya hampir mati
membutakan, melumpuhkan tubuh kasar itu… tapi sel-sel otaknya terus menderu
terpenjara dalam realita, merdeka oleh rasa


menjadi suatu keindahan dalam proses kehancuran
simbol kekuasaan dalam tahta ketidakberdayaan
sepercik harapan bagi mereka yang tertahan…

Rinduku… setitik khilaf dalam kata-kata yang tak mampu terucap…
 

0 komentar:

Posting Komentar